LEMBAR SASTERA

CERPEN

Di Bawah Pohon Bringin
karya : Gun gun Gunawan
Sudah sebulan aku mengenal dia, mengenal pribadi seorang alimah,dan juga sholehah,....itulah mungkin yang pantas aku sebut untuknya. Pertama kali aku mengenalnya lewat SMS, dan sejak saat itu aku sering SMSan dengannya, bahkan aku sering menelphonnya. Beribu-ribu basa basi aku keluarkan. dengan setia ia selalu menbalas sms ku. aku benar-benar kagum padanya, jilbab putih panjangnya selalu menghiasi wajah sejuknya. Pribadinya benar benar mencerminkan Pribadi seorang muslimah. Dia lah Inayah teman sekelas baruku di kelas x-9. Suatu hari aku bertanya padanya,
“Inayah,,,bolehkah aku bertanya sesuatu sama kamu?”
“boleh, kalau aku bisa menjawab, “
“kenapa jilbabmu panjang seperti itu, apa ngak ribet?”
“Islam mengajarkan agar perempuan menutup aurat, selain itu aku merasa nyaman saat berjilbab seperti ini, aku jadi ngerasa lebih terlindungi aku jadi merasa sebagai seorang muslimah insyaallah”
“ngomong-ngomong sejak kapan kamu berjilbab seperti itu?”
“Sebenarnya sudah lama aku tertarik dengan cara berjilbab seperti ini, tapi aku bisa melaksanakannya sejak masuk ke sekolah ini, dan alhamdullilah aku merasa nyaman, semoga Allah meridhoiku ”
“semoga Allah memeberikan pahala dan inayahNya atas segala apa yang kau lakukan, “
“amien!..tapi aku juga ingin taufik, hidayah, dan juga rahmatNya...” Inayah tersenyum manis.
“mudah-mudahan”
Entah mengapa setiap saat aku bertemu dia hatiku berdegup kencang, aku tak tahu kenapa, siapakah inayah itu?, setiap saat aku selalu memperhatikannya,dari mulai masuk kelas, ketika ia hendak salat dhuha dan bahkan sampai pulang. wajah nya putih bersih, di balik keteduhan wajahnya tersimpan wajah ketaatan, ketaqwaan kepada Allah. Hari demi hari berjalan begitu saja, Aku semakin kagum dengan inayah, dan.......rasa kagumku itu......tak hanya sekedar kagum. Lewat telphon aku ajak dia untuk ketemuan, dan Inayah pun tidak keberatan.
Hari begitu cerah, jam menunjukan pukul 4 sore, angin berhembus begitu kencang.Ketika itu kami baru pulang sekolah, maklum kelas aksel pulangnya suka sore sekali, yaitu sesudah ashar. Kami duduk saling berhadapan di bawah pohon beringin di Alun alun kota, tapi wajah Inayah menunduk, ia seakan malu. Aku jadi malu dengan diriku sendiri. Angin masih berhembus, andaikan aku menoleh ke belakang beberapa meter terlihat anak anak sedang asyik bermain Bola, ada juga yang sekedar jalan jalan atau naik deldom. Bibirku bergetar saat aku akan mengucapkan sesuatu, Inayah masih terdiam. Dengan hati deg degan dan semangat membuncah aku katakan,........
“Inayah bolehkah aku mengatakan sesuatu?..”
“kenapa tidak?” jawabnya singkat.
“Na aku benar benar kagum sama kamu,”
“terimakasih kalau masih ada orang yang kagum sama aku...artinya hidupku masih berarti”
“tapi Inayah......!, kagumku ke kamu bukan sekedar kagum...na”
“maksudmu kamu suka sama aku, kamu cinta sama aku?”
Aku tersenyum malu mendapat pertanyaan itu, aku pun menjawab..“ eummmmm...........iya”
“tapi kamu mau kan menerima keputusanku? “
“Insaya Allah Inayah”
Aku semakin deg-deg-degan,dalam hatiku tersimpan sejuta harapan, aku membayangkan bagaimana rasanya punya pacar seperti Inayah, seandainya Inayah mau jadi pacarku, aku akan belajar lebih banyak darinya, terutama tentang agama. Dalam hatiku aku berkata...” ayok inayah katakan, aku juga mencintaimu...! pleasse!”. Inayah menarik nafas, senyumnya mengembang, kemudian ia berkata....
“Ketika aku mencintai seseorang, aku malu dengan diriku sendiri, Aku malu dengan agamaku yang tidak mengajarkan pacaran, aku takut dengan Allah. Aku belum pantas menerima semua ini. maafkan aku! bukan aku tidak menyukaimu, tapi kali ini aku sedang ingin sendiri, aku sudah janji dengan diriku bahwa aku tak akan menerima cinta sebelum waktunya tiba. Sekali lagi aku minta maaf.”
“tapi Na,! Aku mencintaimu karena Allah, anna ukhibbu ilaiki lillah, karena agamamu!, karena pribadimu ”
“semoga Allah mencurahkan cintaNya kepadamu, karena kamu mencintaiku karnaNya....tapi aku belum pantas menerima itu. kita temenan aja persahabatan lebih indah dan lebih abadi, kamu tidak marahkan..? “
Aku tertegun mendengar perkataan Inayah, kata kata yang belum pernah akau dengar dari seorang perempuan seusia dia, aku jadi malu padanya dan juga kepadaa Allah. dengan mata berkaca kaca aku menjawab...
“Aku tidak marah na, dan aku akan menerima keputusan kamu, karena itu haqmu, mafkan aku bila aku ngak sopan!”
“Tidak apa apa, kamu adalah sahabatku, aku mengerti perasaan kamu, tapi untuk yang satu itu aku belum bisa”
Aku terdiam seribu bahasa, Inayah mengarahkan pandangan ke jam tangan yang ada di tangannya,kemudian ia berkata...
” hari sudah sore, aku harus pulang..!”
“mau aku antar ?”
“ngak usah, masih ada angkot kok, aku pulang ya,!” Inayah bangkit dari tempat duduknya, jilbab putihnya berklepit di tiup angin.
Aku terdiam dan terpaku memandangi Inayah yang semakin jauh dan menghilang di sela-sela mobil yang hilir mudik di jalan raya. matahari sudah menghilang keperaduanya, sebentar lagi gelap akan menyapa keramaian kota. Lampu lampu kota mulai menyala. Angin sore berhembus menusuk kedalam tubuhku, aku beranjak untuk pulang...
“ ya Robbi aku malu dengan diriku sendiri..................”


NUR


Adam adalah seorang siswa yang sangat nakal di Sekolahnya,sebut aja dia preman sekolah .semua anak anak ndi SMK itu padanya.Selain sangar dan galak,adam juga sering membuat keonaran di sekolah.Ia sering malak teman temannya dengan paksa,bahkan ia tak segan-segan memukul temanya jika keinginannya tidak terpenuhi.Hampir semua guru sudah kewalahn menghadapi kelakuan Adam.sudah beberapa kali Adam di panggil oleh Guru BP bahkan kepala sekolah tetapi sikapnya tetap tidak berubh.Adam tetap sebagai perman yang bdi takuti di sekolah itu..

Diantara siswa siswi di sekolah itu terdapatlah seorang siswa yang bernama Nur,dia seorang perempuan solehah yang pemberani dia tidk takut sama si Adam bahkan Ia berteman baik dengannya.Nur,begitu sapaan akrabnya,sebuah nama yang sesuai dengan kepribadiannya,seorang perempuan yang lembut,berhati mulia,cerdas dan pembrani.’Nur yang dalam bahasa Arab berarti’cahaya’seolah olah menjadi cahaya bagi dirinya dan orang lain.semua anak anak di sekolah itu kagum padanya.
Nur seorang perempuan pembrani terbukti ia tidak takut berteman sama adam si preman sekolah itu,yang nkal.suatu hari adam pernah bertanya padaya
‘nur,apa kamu ttidaak takut berteman denganku?”Tanya Adam
‘kenapa aku mesti takut sama kamu? Buakankah ada yang harus lebih kita takuti,yitu Allah,!”jawab nur
“tapi kamu tahu sendiri kan aku ini kayak gimana?aku ini bukan orang baik,preman sekolah,semua anak ankak di sekolah pada takut dan benci sama aku”
“ia aku tahu,tapi aku yakin kamu adalah orang baik,tapi kamu gak m,au mau mengakuinya”
“achh!masa sich nur,aku ini orang baik,ada ada aja kamu!”
“buktinya kamu gak pernah menyakiti aku,bahkan kita sudahg lama berteman,eumhh dam aku mau suatu sat kamu biisa berubah,aku yakin pada dasarnya kamu orang baik,,dan akmu pasti bisa berubah asal kamu mau merubahnya”kata Nur dengan lembutnya
“nur, aku abik sama kamu karena selama ini kamu baik sama aku,dan aku sudah putus as,biarlah aku menjalani kehidupanku seperti ini,mungkuin Tuhan telah mentakdirkan ku seperti ini aku telah gagl menjadi Manusoa yang baik”
“kamu jangan mengklaim diri kamu seperti itu,kamu itu cowok massa depan kamu masih panjang.Dan Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang kalau orang tersebut tidak mau mengubahnya,percayalah kamu pasti nbisa!”

Adam tertegun mendengar kata kata yang diucapkan Nur,kata kata itu mudah diucapknan tapi begitu sulit tukdilaksanakan.Ia selalu memikirkan kata kata yang diucapkan Nur.
“apa benar yang dikatakan Nur? Benarkah aku ini orang baik? Memanf benar selama ii aku tidak pernah tergesit untuk menyakitinya,apa benar aku bisa berubah,Nur,,, sebenarnya aku ingin berubah tapi itu merupakan hal yang sulit bagiku,aku sudah terlanjur sepertti ini”gumanya dalam hati.

Beberapa bulan setlah itu Adam mulai berubah sedikit demi sedikit,saat itu ia dinyatakan lulus dari sekolahnya.Adam memilih bekerja mencari penghasilan dan ia berjanji akan berubah lebih baik lagi.Dan disuatu saat nanti kalau dia sudah menjadi orang sukses ia akan menemui Nur dan akan menunjukan kepadanya bahwa dirinya telah berubah.

Satu Tahun kemudian Adam teringat dengan kota aslnya.kota dimana ia dibesarkan,dimna ia sekolah,tempat ia mendapat pencerahan jiwa dari seorang pertempuan yang bernama Nur.Sekarang adam telah berubah ia jadi rajin beribadah,sikaapnya lemah lembut dan penyayang.Adam bermaksud untuk menemui nur tuk menunjukan bahwa karena motivasiny a dia bisa berubah.Sekarang ia sudah mempunyaiu Bengkel sendiri yang penghasilannya lumayan cukup.Ia akan berterimakasih kepadaa Nur yang sebesar besarnya.

Hari itu begitu cerah,sang mentari memancarkan sinarnya ke segala penjuru.langit yang biru di taburi gumpalan gumpalan awan memperindah suasan hari itu.Adam memacu sepeda motor Tigernya dengan kecepatan sedang,dari kejauhan nampak seorang anita setengah baya sedang mengambil jemuran di halaman rumah.Adam berhenti tepat didepan rumah itu.
“assalamualikum’
“waalikum slalm”
“Maaf ni siapa ya?”Tanya ibu itu yang tak lain adalah ibuny a Nur.
“masak lupa bu,ini Adam”
“masyaAllah, adam kamu berubah nak,ibu pangling ayo masuk dulu”

Me4reka msuk kerumah,Adam duduk di kuersi bruang tamu sementara ibu yang bernama bu rohmah mengambil air minum.adam mengamat amati ruangan dirumah itu,tak ada yang berubah ,dari dulu tetap sama.Dalam hatinya sudah gak sabar inguinbertemu dengan Nur.
“silahkan nak di minum dulu! Benilah keadan rumah Ibu,be4rantakan!”kata bu Rohmah dengan ramahnya.
“hmm ia bu Terimakasih,ngomong-ngomong Nurnya kemana kok dari tadi gsk kelihatan?”
Bu Rohmah terdiam dan menunduk mendengar pertanyaan Adam,air matanya meleleh jatuh ke lantai,namun ia tetap kelihatan tegar.
“nak,dua minggu yang lalu Nur telah dipanggil oleh sang pencipta untuk selama lamanya,ibu juga sangat terepukul atas kepergiannya.tapi ibu sudah pasrah ,karena ini swmua kehendak Tuhan yang tak adda seorang pun yang mengetahui kapan itu akan terjadi”
Bagai tersanbar petir telinga Adam mendengar penjelasn bu Rohmah,Ia sangat terpukul,ia tak tahan menahan kesedihanya,namun ia berusaha menyembunyikan kesedihanya itu ia tak mau membuat bub Rahmah semakin sedih.Hatinya bagia tertusuk seribu pedang,satu-satunya sahabt yang Selma ini selalu menyayanginya kini telah pergi untuk selama lamanya.
“lho bu,kemarin tiga minggu yang lalu saya mendengar kabar bahwa Nur baik baikk saja,bahkan katanya ia kuliah sudah tingkat 1 satu di UIN,”
“begitulah nak takdir Tuhan semuanyatak ada yang tahu kiapan terjadinya,”
Dikuburan Nur adeam berdoa agar semua kesalahn dan kehilapan Nur diampuni dan semua amal bainya diterima serta meendapat tempat yang baik disisi Allah.Bagi Adam nur adalah seorang pahlaawan dan seberkas cahaya yang menyinari hidupnya dari kegelapan dan menyelamatkan dirinya dari kejamnya hidup.